Yogyakarta, KR.com - Belalang kayu dapat dijumpai sepanjang tahun, sedangkan belalang sawah banyak dijumpai pada musim penghujan. Di balik tubuh mungilnya itu, ternyata terkandung zat makanan yang enak dan bergizi. Bahkan bisa dibuat bahan makanan seperti mie.
MIE belalang ini adalah hasil dari penelitian kreatif sekelompok mahasiswa UNY. Mereka ini, yakni Nanik Hidayati, Ria Nurindah, Cahyani Eka Romadhoni (jurusan Pendidikan IPA), Arinda Ekaningsih (jurusan Fisika F-MIPA) dan Dwiningsih (jurusan Manajemen FISE).
Latar belakang penelitian kelima mahasiswa UNY ini, salah satunya didorong oleh perilaku survive warga Gunungkidul mendapatkan sumber pangan, termasuk mengonsumsi belalang, yang diolah dengan cara digoreng atau dibacem. Alhasil sering ditemukan penjual belalang yang berjajar di tepi jalan Gunungkidul.
Mengonsumsi belalang yang awalnya dianggap identik dengan kemiskinan, kini tidak lagi demikian. Tetapi menjadi sebuah bentuk kuliner khas Gunungkidul. Setelah banyak warga setempat di perantauan membawa budaya makan belalang ke kota besar.
"Belalang diolah menjadi mie basah. Cara penyajian dibuat mie ayam pada umumnya maupun olahan mie basah," ungkap Nanik saat ditemui KR baru-baru ini. Dikatakan, pengolahan belalang menjadi variasi makanan dapat memenuhi permintaan pasar akan makanan lezat dan bergizi dengan harga terjangkau.
Kaya Protein
Selain itu, mie belalang kaya protein, karena kandungannya cukup tinggi dan memiliki rasa khas, sehingga mampu menarik perhatian. Pengolahan belalang menjadi mie ini juga dapat meningkatkan nilai ekonomis belalang, sehingga dapat memicu warga untuk lebih mengembangkan usahanya.
Cahyani menambahkan, secara umum belalang kayu maupun belalang sawah rasanya sama, namun berbeda ukurannya. Bahan utama pembuatan mie, yaitu tepung terigu, garam dapur, telur, minyak goreng dan natrium karbonat yang dapat dibeli di pasar atau toko terdekat.
Cara membuatnya, sediakan saja 2,5 kg belalang, lalu dibersihkan sayap dan kotorannya. Kemudian belalang dicuci sampai bersih dan dihaluskan dengan blender. Masukkan 10 kg tepung terigu dan belalang yang sudah dihaluskan ke dalam mesin pengaduk dan ditambahkan 5 butir telur.
Sambil diaduk tambahkan larutan garam dan soda sedikit demi sedikit hingga merata sampai menggumpal. Diamkan 5 menit. Adonan dimasukkan ke mesin pres dibuat pelembaran. Mie dicetak, dipotong 30 cm dengan ditaburi tepung tapioka agar tidak lengket, digulung sebesar satu kepal tangan. Mie siap untuk diolah.
Sumber Makanan
Cara menyajikan mie belalang, kata Dwiningsih, belalang yang telah dibersihkan dipotong menjadi 3 bagian. Lalu cuci sampai bersih, dibacem lalu digoreng. Ambil satu gulungan mie, rebus dalam air mendidih dan ditiriskan. Campur dengan bumbu, seperti mie ayam, lalu taburkan belalang bacem goreng di atasnya. Mie belalang siap disajikan.
Ria Nurindah menjelaskan, belalang adalah sejenis serangga. Bagi banyak orang hewan ini lebih dianggap sebagai hama daripada dimanfaatkan sebagai sumber makanan yang berprotein tinggi. Sebagian masyarakat menganggap bahwa mengonsumsi belalang identik dengan kemiskinan.
"Padahal penelitian menunjukkan kadar protein belalang kayu (Melanoplus cinereus) dibandingkan dengan udang windu (Panaeneous monodon) menunjukkan bahwa ada perbedaan nyata," papar Ria Nurindah.
Dikatakan Ria Nurindah, protein tepung belalang kayu lebih tinggi dibanding tepung udang windu. "Protein sangat berperan dalam proses pertumbuhan, terutama pada anak-anak. Kekurangan protein dapat menyebabkan gangguan pada pertumbuhan, bahkan dapat menyebabkan penyakit marasmus dan kwashiokor," pungkasnya. (Agus Suwarto)
Sumber: KR.com
Sumber foto: bisnisukm.com
Tidak ada komentar:
Posting Komentar